Rabu, 08 Juni 2016

Mengalahkan Ego



     Hasil pemeriksaan mata minggu lalu menunjukkan bahwa minus sudah tidak ada, sebaliknya ukuran silindris bertambah, masing-masing 0,5. Mungkin ini bukan ukuran  yang 'besar' tapi buat saya efeknya lumayan. Untuk melihat biasa saja memang akhir-akhir ini sering terganggu dengan rasa pusing. Ternyata mata harus bekerja keras supaya bisa fokus dengan baik, pantas saja.
Tersangka utama: penggunaan gadget (baca: hape) yang berlebihan. Memang sudah sekitar setahun ini saya merasa intensitas penggunaan hape cukup tinggi. Alhamdulillah tidak sedikit pengetahuan dan hikmah saya dapatkan melalui hape. Browsing, buka fb adalah salah satu upaya menambah ilmu apa saja. Chatting lewat wa rasanya biasa-biasa saja, apalagi sms nyaris tak seberapa.
     
           Niat (mudah-mudahan) sudah baik, tapi cara masih belum baik. Ribet alias tidak praktis kalau harus menggunakan laptop, apalagi dengan status mengasuh balita yang sangat aktif. Atau memang dasarnya pemalas? Tapi kalau sudah begini, sepertinya harus diniatkan untuk bisa memenej dengan baik penggunaan telpon seluler ini, kalau masih ngawur mungkin namanya dzalim terhadap diri sendiri ya?

www.eyeheartglasses.com
                                                    
        
     Terkait penggunaan gadget, ternyata saya termasuk golongan ibu yang masih cukup sering mengajak sang gadget sebagai partner pengasuh balita. Tidak terlalu sering, tapi ya lumayan intensif. Minimal dalam sehari selalu ada jam-jam saya menyodorkan hape, tablet ataupun televisi untuk 'menenangkan' dokdek supaya saya bisa tenang memasak, terutama.  Kondisi mata yang menjadi terganggu seperti ini menjadi tamparan keras buat saya. Kondisi beberapa anak kerabat yang harus menggunakan kaca mata cukup tebal akibat penggunaan gadget yang berlebihan sejak masih sangat dini juga menjadi pelajaran penting buat saya. Apakah saya sedang berniat dan berusaha merusak mata anak saya sejak masih kecil? Di usia dokdek yang belum mencapai 3 tahun?

               
      Alhamdulillah, seraya terus meluruskan niat, sudah satu minggu ini saya menerapkan gerakan 'no gadget' pada dokdek. Caranya? Diawali dengan hal sederhana, tidak menggunaan hape di depannya. Dengan tidak menampakkan hape apalagi tablet padanya, ternyata dia tidak meminta juga. Yang berat itu kan mengalahkan ego kita untuk tidak memilih cara praktis 'membungkam dan menyihir' anak supaya diam dengan gadget. Pasti ada konsekuensi untuk berpikir lebih kreatif mencari hiburan anak, tapi kebahagiaan yang dirasakan saat berhasil mengalahkan egois diri sendiri ternyata jauh lebih berarti.

             
        Rumah berantakan, mainan tersebar dimana-mana ternyata tidak masalah kok. Imajinasi anak terlihat lebih berkembang. Sibuk berkhayal berbagai cerita menggunakan mainan yang ada. Dan itu membahagiakan hati saya. Asal ada tempat penyimpanan, bila sudah selesai bermain tinggal mengembalikan lagi ke tempatnya, syukur-syukur sambil mengajak anak berlatih membereskan mainannya.

     
           Mungkin sudah banyak orang tua lain yang melakukan hal ini, no tv, no gadgets. Tapi saya adalah saya, orang tua yang masih belajar terus mendidik dan membesarkan anak-anak. Peer masih banyak, tetap istiqomah mengurangi bahkan kalau perlu no gadget at all harus terus dipupuk, termasuk peer mengurangi tivi. Dengan pertolongan Allah semoga kita bisa mengalahkan berbagai ego yang bisa mendzalimi diri dan keluarga, Amiin.


# (utang)  day 2 - 5 April 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar