Kamis, 16 Juni 2016

Dedikasi Tertinggi




  Ini adalah sebuah refleksi. Mengapa rasanya begitu sulit memberi persembahan terbaik untuk-Nya? Mengapa  masih juga menempatkan Allah di prioritas entah yang ke berapa dalam keseharian kita? Ya, sekedar melakukan ibadah wajib karena itu wajib. Takut akan ancaman adzab-Nya kelak? Betul sih, tapi itu juga kalau hati sedang sehat.
             Apakah karena Allah itu masih ghaib? Hanya karena kedua mata yang lemah ini belum bisa melihat sosok-Nya, maka sungguh sulit melakukan penyembahan yang terbaik. Bekerja keras membanting tulang hingga hancur berkeping-keping, memeras keringat hingga tubuh ini kering kerontang karena kita bisa melihat didepan sana, ada sosok uang yang sedang menunggu. 
             Belajar, berprestasi bersungguh-sungguh demi sebuah kebanggaan, kebahagiaan dan penghargaan yang jelas tersedia bagi mereka yang layak. Kebahagiaan dan kebanggaan memang urusan hati, tapi kita bisa melihat dengan nyata efeknya pada seseorang. Apalagi sosok uang, yang tanpanya tampak sulit membeli dunia dan seluruh pernak-perniknya.
             Bertahun-tahun diajari dan mempelajari bahwa Allah itu ada, kelahiran dan kematian silih berganti menghiasi kehidupan kita, adalah bukti nyata bahwa Allah memang nyata. Tapi mengapa sulit sekali memuja-Nya, boro-boro mengingat-Nya saat dunia dan isinya sedang memeluk erat tubuh ini?
             Mengapa saat yang indah dan tentram sedang menjauh barulah kita merangkak-rangkak mencari-cari Dia? Memanggil nama-Nya tiada henti seolah-olah kita benar-benar lemah jiwa dan raga?
             Saya sungguh penasaran, adakah manusia biasa yang berdedikasi tinggi pada-Nya? Yang tanpa pamrih menyembah-Nya, mempersembahkan pemujaan terbaik untuk -Nya setiap saat, setiap waktu-tentu saja seiring dedikasinya yang tinggi dalam menjalani kehidupan dunianya.
             Mungkin ada ya, tapi 100% 24 jam 365 hari tanpa jeda (mungkin) tidak mudah, tapi tidak mustahil. Mungkin harus selalu diniatkan dan dimintakan dalam doa keseharian kita, bahwa sebetulnya kita ingin sekali melakukan penyembahan yang sempurna dan terbaik setiap saat-tanpa pamrih, murni 100% mengabdi pada Allah tanpa request apapun. Tapi raga apalagi jiwa ini terlalu ringkih sebagai manusia.
              Sesungguhnya Allah lah yang sanggup membantu kita bergerak terus berusaha mempersembahkan yang terbaik untuk-Nya...

gambar diambil dari aceh.tribunnews.com 

#day 10-13 April 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar