kayrules.com |
Hari Jumat memang hari yang istimewa. Bagi
saya hari Jumat juga hari yang penuh kenangan. Jumat, 20 April 2012, sekitar
jam 9 pagi adalah hari kepulangan anak kedua kami ke Sang Khalik. Kami berdua,
kedua orang tuanya, mengantar Rayi ke RSAB Harapan Kita untuk berobat, namun
siapa yang menyangka itu adalah saat kami mengantarnya untuk yang
terakhir kali.
Saya sudah tidak menangis lagi. Mengutip sebuah ucapan bijak, yang
mohon maaf saya tidak tahu siapa yang membuatnya, intinya, kehilangan adalah
hanyalah sesuatu yang bersifat semu karena pada dasarnya kita memang tidak
memiliki apapun. Saya membaca tulisan ini di fb salah satu sahabat saya, Bunda
Kaska. Kami berdua sama-sama memiliki kelebihan yang sama (kalau boleh dibilang
sebagai sebuah kelebihan), sama-sama pernah merasakan ditinggal anak duluan.
Anak adalah ujian, sebagaimana harta dan segala hal keduniawian
lainnya. Anak bisa jadi penghancur dunia akhirat kita dan sebaliknya anak bisa
jadi penuntun kita kelak menuju ke surga-Nya, atas ijin Allah tentunya. Yang
jelas, anak hanya bersifat pinjaman sementara, dia hadir saat Sang Pemilik
berkenan mengamanahkan satu, dua, sepuluh dan hak mutlak Allah untuk mengambil
milik-Nya kapan dan dimanapun. Tidak akan pernah salah, terlalu dini atau
terlambat, semua berjalan sesuai kehendak-Nya.
Rayi hadir untuk mengajarkan saya, suami dan seluruh keluarga besar
begitu banyak nilai-nilai dan hakikat hidup. Walaupun kami belum pernah
mendengar Rayi memanggil mama dan papa selama masa hidupnya 3 tahun 7 bulan,
kami berharap dan berdoa kelak Rayi akan menunggu seraya memanggil dan
menggandeng tangan kami di akhirat kelak. Sampai hari ini kadang rasanya
seperti sedang bermimpi, bahwa Rayi pernah menjadi bagian dalam kehidupan kami.
Berkunjung ke makam Rayi
sebulan sekali adalah salah satu cara melepas kangen sekaligus mengingat mati.
Kenapa harus sekali dalam sebulan? Karena yang jelas kami harus bertemu perawat
makam dan membayar jasanya. Sempat kami beberapa kali membeli bunga untuk
diletakkan dimakamnya, yah bukan buat Rayi pastinya, buat kami yang ziarah
kubur seraya melihat bunga yang indah, namanya juga taman makam, ya makam ya
taman juga☺. Sudah cukup lama kami tidak melakukan lagi, khawatir menjadi
kebiasaan dan sayang uangnya. Kalaupun mau membeli bunga lebih baik kami bawa
pulang dan bisa terus menerus dinikmati hingga bunganya layu.
I love you and will always love you my son,
Nararya...
# day 7 - 8 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar