Kamis, 15 Juni 2017

Selamat Kak!

   

     Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah SWT. Satu 'mildstone' baru saja kami lewati. Kakak sudah lulus SD😄.
Titik. Sengaja saya menulis seperti ini. Unconditional syukur. Sudah lulus, tapi...., Iya tapi...., Akibatnya gini deh...., Coba kalau dulu begitu kan hasilnya...., Lulus sih tapi...
   
     Saya sedang belajar untuk berpikir lebih jernih sebelum bicara lebih jauh, apalagi menuntut sesuatu dari kakak. Selama proses persiapan hingga pelaksanaan UN kemarin, saya berusaha semaksimal mungkin untuk mendampingi dan membesarkan hatinya setiap kali mulai kakak merasa down. Kakak adalah tipikal yang lebih suka didampingi saat belajar, dia juga suka mendengarkan bila saya mengulangi materi pelajaran, terutama pelajaran yang sulit menurutnya. Saya sempat bilang, titik terakhir usaha kedua tangan kita adalah saat mengerjakan ujian itu sendiri. Doa, permohonan kita kepada Allah harus selalu mengiringi. Sebelum mulai belajar pertama kali hingga selesai mengerjakan ujian.
 
     Maka saat kemarin kakak menerima amplop berisi pernyataan kelulusan, sebelumnya saya berdoa, memohon kelapangan hati seluas-seluasnya untuk ikhlas menerima apapun hasilnya. Kurikulum sekolah formal memang luar biasa. Anak-anak sudah melakukan usaha maksimalnya tanpa melakukan 'pemberontakan' yang sebetulnya sah-sah saja dilakukan. Kalau kita berpikir terbalik, kita berada di posisi mereka hari ini, di usia yang sama dengan mereka, sanggupkah kita menelan bulat-bulat begitu banyak materi pembelajaran, dalam waktu relatif singkat dan menghasilkan angka-angka nilai sama tinggi semua? Ada sih, 1 dari sekitar 60 siswa.


     Saya berkata padanya, "Mama bangga dan bersyukur dengan apa yang kita terima pada hari ini..."  Saya juga berterimakasih atas semua usaha maksimalnya untuk UN. Saya bilang apa adanya, SMP berarti perjuangan yang lebih besar, apalagi status SMPIT, kurikulum jelas lebih padat. Saya mengajak kakak untuk bersama-sama belajar mencintai proses belajar, sesulit apapun itu. Saya mengingatkan, salah satu bentuk rasa syukur atas segala nikmat Allah SWT kepada kita selama ini adalah saat kita menjadikan sekolah sebagai sesuatu yang bisa dinikmati, apapun halangan yang ada didepan sana.

     Peer saya juga semakin tidak mudah. Menumbuhkan fitrah belajar sekaligus fitrah-fitrah lainnya beriringan dengan proses belajar kakak di SMP nya kelak. Hanya Allah yang bisa membantu saya dan paksu bersama-sama mendampingi fase baru anak sulung kami🤗. Komunikasi produktif yang saya coba lakukan adalah kaidah 'jelas dalam memberi pujian dan kritikan'.

#level1
#day10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar