Senin, 22 Januari 2018

Hari ini adalah pembagian rapor semester 1 kakak. Namun pembagian rapor menjadi bagian dari sebuah acara seremonial sekolahnya. Acara ini merupakan puncak kegiatan 'extra program', emphaty project. Sepertinya cerita emphaty project akan menjadi penutup game level 7 saya kali ini, yang mana deadlinenya adalah besok...😁

Diluar memenuhi undangan sekolah, sekaligus kewajiban mengambil rapor kakak, bagi kami, ini adalah ajang untuk  menunjukkan support kami pada salah satu minat kakak, yup bermain marawis😍

Ternyata penampilan marawis merupakan pembuka acara ini. Saat berlatih dirumah, saya melihat antusiasme kakak untuk mempersiapkan dirinya. Saya terharu dan harus tetap berusaha maksimal mendukung sambil mengarahkan agar sesuatu yang menjadi minat kakak ini tetap terpelihara, tersalurkan dengan benar dan bermanfaat bagi dirinya maupun masyarakat...

#Tantangan10hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

Sabtu, 20 Januari 2018

Tampil Marawis

Hari ini adalah pembagian rapor semester 1 kakak. Namun pembagian rapor kali ini menjadi bagian dari sebuah acara seremonial sekolahnya. Acara ini merupakan puncak kegiatan 'extra program', emphaty project. Sepertinya cerita emphaty project akan menjadi penutup game level 7 saya kali ini, yang mana deadlinenya adalah besok...😁

Diluar memenuhi undangan sekolah, sekaligus kewajiban mengambil rapor kakak, bagi kami, ini adalah ajang untuk  menunjukkan support kami pada salah satu minat kakak, yup bermain marawis😍

Ternyata penampilan marawis merupakan pembuka acara ini. Saat berlatih dirumah, saya melihat antusiasme kakak untuk mempersiapkan dirinya. Saya terharu dan harus tetap berusaha maksimal mendukung sambil mengarahkan agar sesuatu yang menjadi minat kakak ini tetap terpelihara, tersalurkan dengan benar dan bermanfaat bagi dirinya maupun masyarakat...

#Tantangan10hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

Selasa, 16 Januari 2018

Menumbuhkan Empati

Salah satu kebiasaan saya adalah makan sambil membaca koran. Malam ini saya kebetulan sedang ingin membaca Kompas terbitan Minggu, 14 Januari 2018. Pada halaman depan terdapat gambar salah satu anak Asmat yang kurang gizi dan baru mendapat vaksinasi campak. Membaca berita KLB campak di Kabupaten Asmat membuat saya merasa ikut prihatin. Banyaknya kasus kurang gizi menyebabkan tingginya angka KLB campak ini.

Kebetulan di sebelah saya ada adik yang sedang asyik menggambar. Saya sengaja memperlihatkan gambar ini pada adik. Saya ceritakan dengan bahasa sesederhana mungkin apa yang terjadi pada anak itu. Spontan setelah saya selesai bercerita, adik mengangkat kedua tangannya dan membaca doa untuk anak ini. Saya sempat terpana sesaat. Alhamdulillah, walaupun awalnya saya sekedar memperlihatkan dan bercerita untuk menumbuhkan empati, respon adik yang langsung membaca doa kembali membuat saya bersyukur.

Sepertinya saya harus mulai lebih sering memberi stimulus pada adik (dan kakak tentunya) terkait kehidupan manusia diluar sana, di tatar yang lebih luas. Berbagai peristiwa yang terjadi adalah bagian dari kehidupan. Saya rasa ini menyangkut potensi semua ranah kehidupan. Bagaimana dia mengenal dirinya, orang lain, perubahan-perubahan yang akan selalu terjadi dan yang jelas sisi spiritual yang mudah-mudahan membuatnya tetap optimis dalam menjalani kehidupan.

#Tantangan10hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

Belajar Menerima Yang Menyebalkan


Kakak ngomel-ngomel. Dia bete banget kali ini dimasukkan sekelompok pengerjaan tugas dengan anak-anak yang kadung mendapat label 'bermasalah'. Cerita tentang beberapa teman spesial ini sudah lama saya dengar dari kakak. Mendengar sekilas pun saya tahu, mereka memang 'spesial'. Terlepas apakah itu sifatnya memang kelainan yang dibawa sejak lahir, cara orangtuanya mendidik mereka atau memang sekedar 'salah didik', tapi itulah anak-anak yang sekarang menjadi teman sekolah mereka.

Perilaku kekanak-kanakan di usia mereka yang minimal 12 tahun harusnya sudah tidak ada, kalaupun ada sesekali tidak 'separah' yang kakak ceritakan. Perilaku agresif yang berlebihan, entah itu pada guru ataupun teman, ya bisa berbagai latar belakang penyebabnya. Belum lagi perilaku-perilaku lainnya hingga anak ini mendapat cap 'trouble maker'.

Saya hanya bilang pada kakak, Allah mempertemukan kita dengan orang-orang 'menyebalkan' atau tidak menyenangkan, pasti ada maksudnya. Yang jelas dengan bertemu mereka paling tidak kita harusnya makin banyak bersyukur. Di usianya yang sama dengan mereka, kakak sudah bisa tau dan melihat bahwa ada yang tidak seharusnya terjadi. Kita tidak boleh ikut-ikutan menjadikan teman-teman yang bermasalah itu sebagai bahan olok-olokan, semenyebalkan apapun mereka

Saya ingatkan lagi kakak, bahwa dia pernah diminta wali kelasnya untuk menjadi 'pendamping'  salah satu temannya itu, mengingatkan bila masih sering melakukan hal-hal yang 'salah'. Namun ternyata kakak akhirnya memilih mengundurkan diri karena merasa belum sanggup menahan emosinya sebagai sesama murid saat sang teman bermasalah dan khawatir malah berbuat 'dzalim'.

Menurut saya ini adalah bagian dari kecerdasan interpersonal. Bahwa menjalani hidup (saat ini kakak menjalani kehidupan bersekolah formal) itu juga berarti memahami bahwa dia harus belajar bertemu, berinteraksi dan berkompromi baik dengan diri sendiri maupun orang lain yang memiliki karakter khas masing-masing. Ada yang sejalan, biasa saja namun ada pula yang sifat dan perilakunya tidak membuat kita nyaman. Inilah saatnya kakak belajar.

#Tantangan10hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

Sabtu, 13 Januari 2018

Ranah Spiritual

Kemarin, saat kakak membantu saya melipat baju yang sudah dicuci, tiba-tiba dia nyeletuk. "Mah, sekarang aku tau, kalo lagi jawab soal pilihan ganda, terus aku gak tau jawabannya, baca aja bis-mi-llah-hir-rah-man-nir-rahim, buat milih A,B,C nya. Atau astaghfirullaha azhim, atau dzikir apa aja mah. Daripada ngitung kancing😁, biasanya bener lho mah jawabannya..."

Kembali saya terpana. Lekas saja saya timpali, "Iya, kalo kita milihnya pake dzikir, walaupun jawabannya salah kita masih dapet pahala ya mas, kalo ngitung kancing doang, pas jawabannya salah, gak dapet apa-apa ya..."

Lagi-lagi saya bersyukur, pelan-pelan fitrah keimanan kakak ternyata mulai tumbuh. Betul, dia bersekolah di sekolah formal, dengan segala konsekuensi beban kurikulum yang sudah diatur pemerintah. Betul banget, ada yang namanya soal ujian pilihan ganda, yang...kalau mau bicara jujur sih sebetulnya justru tidak terlalu efektif untuk memahami kadar pemahaman siswa terhadap suatu materi dibandingkan soal isian.

Tapi inilah pilihan yang kami jalani sekarang. Ketika kakak lebih memilih untuk tetap tidak menyontek saat ia ternyata tidak bisa mengerjakan suatu soal ujian, bagi saya itu adalah poin penting dalam prinsip hidup. Ketika ia menganggap lebih baik berdzikir daripada ngitung kancing saat bingung harus 'memilih' jawaban pilihan ganda yang dia memang tidak tahu, maka (mudah-mudahan) kakak selalu yakin, bahwa mengembalikan semua masalah pada Allah adalah sesuatu yang baik.

Mudah-mudahan kami bisa menumbuhkan terus fitrah keimanan anak-anak terkait ranah spiritualnya.

#Tantangan10hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

Jumat, 12 Januari 2018

Memperhatikan Lingkungan Terdekat

Saya masih mencoba berpikir bagaimana melatih adik, 4 tahun, belajar 'care' pada lingkungan sekitar. Saya harus berusaha melatih kepekaan, keperdulian yang dimulai dari hal-hal terdekat, untuk kemudian berpikir lebih kritis dengan cara memberi tanggapan, kritik dan solusi. Kalau untuk kakak rasanya relatif lebih 'mudah' karena dia sudah 12 tahun. Nah, kalau adik, apa yang bisa dilakukan?

Pulang sekolah tadi adik minta makan coklat ben*beng yang kebetulan ada dirumah. Setelah itu, dia melanjutkan aktivitasnya yang lain. Saat makan siang, tiba-tiba ia berkata, 'Kapan-kapan mama bikinin ben*beng ya..'

Awalnya saya sempat bingung. Tapi sebelum menyampaikan ide, saya pancing dia dengan pertanyaan. 'Menurut adik, gimana caranya bikin ben*beng?'. Diapun menjawab, 'Pertama kita beli wafer dulu, abis itu diolesin selai coklat deh...'

Eh, asli saya gak kepikir kesana lho. Tadinya saya berpikir, coklat yang biasa untuk membuat kue, dilelehkan terus wafernya dicelup deh, ribet ya😁

Poinnya sih bukan teknis membuat coklat ala ben*beng. Saya hanya terkesima saja betapa sebetulnya begitu banyak hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari, ternyata bisa menjadi ajang melatih nalar, cara berpikir anak-anak. Dan adikpun berceloteh tentang hal ini spontan saja, sebagaimana anak-anak pada umumnya. Oiya dia mendapat ide ini karena melihat gambar yang ada di bungkusnya.

Mudah-mudahan saya bisa lebih peka lagi dalam menjalani kebersamaan dengan mereka. Kuncinya menurut saya, saya sendiri harus enjoy, tidak berpikir njelimet, dan jelas menjadi pengamat dan pendengar yang baik, tanpa kecuali, tanpa pilih-pilih dan harus menghargai hal-hal yang memang mereka sukai. Selain itu kita juga harus melatih diri berpikir cepat melihat berbagai poin menarik dalam kehidupan sehari-hari sebagai 'umpan' anak-anak berlatih berpikir kritis. Menurut saya ini adalah awal berlatih diranah faktor perubahan.

#Tantangan10hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

Kamis, 11 Januari 2018

Marawis Oh Marawis

Beberapa hari terakhir badan saya masih belum maksimal, belum sepenuhnya switch dari mode liburan ke mode aktivitas normal🙈. Begitu juga tadi malam. Begitu semua orang sudah selesai makan malam, rasanya ingin segera meluruskan punggung dikasur, ditambah kepala yang sejak sore rasanya agak berat.

Saat itulah kakak masuk ke kamar saya, dengan ekspresi wajahnya yang khas, ada sesuatu yang ingin dia ceritakan pada saya. Kebetulan, saya minta tolong kakak memijat kaki saya saja, sambil bercerita😁. Betul kan, ternyata kembali ia bercerita tentang ekskul marawisnya di sekolah. Ia cerita bagaimana ekspresi teman-temannya saat ternyata ia mulai bisa bermain 'dumbuk' karena bolak balik berlatih dumbuk dirumah yang baru dibelikan yangti. Bahkan, sore harinya, saat baru saja pulang sekolah, seragam pun belum diganti, ia sudah langsung bermain dumbuknya, padahal beberapa menit sebelumnya mengeluh cape.

Ia menceritakan berbagai instrumen 'marawis', dan saya pun baru paham bahwa memang ada alat yang namanya marawis. Ia membandingkan dengan 'betawi', kelompok musik yang sekilas mirip dengan marawis, tapi ternyata ada alat-alat yang berbeda. Ia merasa takjub dengan sang pelatih yang menurutnya, saat kondisi tidak bermain, tangannya tampak biasa saja. Tapi begitu bermain, barulah terlihat 'power' tangan pelatih yang menurutnya hebat.

Lucu lucu bahagia gimana gitu sebenarnya saat mendengar cerita kakak tentang marawis. Inilah tantangan saya. Saya tidak boleh menganggap remeh hal-hal yang memang menjadi minat anak-anak. Dan rasanya memang tidak ada hal yang 'remeh, cincay, lebih enteng, gak penting dll' kalau sudah berurusan dengan minat anak-anak. Paling yang saat ini jadi peer saya adalah bagaimana caranya supaya saat tubuh letih, apalagi mata ngantuk, saya tetap bisa membersamai mereka, terutama saat mereka melakukan hal-hal yang begitu disukai😄

#Tantangan10hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

Selasa, 09 Januari 2018

Tidak Ada Momen Yang Tidak Emas

Malam ini sebetulnya saya mulai agak bingung, mau cerita apa untuk game hari ke 3 ini. Asli, bukannya tidak mau atau malas, tapi sepertinya saya memang harus mengubah cara pandang dan pikir saya membersamai setiap momen bersama anak-anak.

Tiba-tiba saja dari luar kamar terdengar celetukan adik yang sedang ngobrol dengan yangkungnya, 'Kata mamah awan itu bolong kung, enggak bisa didudukin...'. Sesaat saya terkesima, ini adalah pembicaraan kami berdua, kemarin sore saat berjalan kaki bersama keluar rumah untuk membeli buah.

Saya ingat benar, dia berjalan sambil memandangi gumpalan awan sore itu yang bentuknya memang bermacam-macam. Dia menunjuk salah satu awan yang menurutnya menyerupai komodo.
Lalu adik berkata kalau dia ingin tahu rasanya duduk di awan. Saat itulah saya bercerita sekilas, bahwa kita sebetulnya tidak bisa duduk di atas awan...dst. Setelah itu ya sudah, pembicaraan kami beralih pada hal lainnya.

Ternyata...tidak ada momen yang tidak emas bagi setiap anak. Saya tidak pernah menyangka, hal yang rasanya saya ceritakan sekilas dan sekal saja, sambil ngalor ngidul, begitu terekam jelas di otaknya. Coba bayangkan kalau saya membiasakan diri menjawab pertanyaan asal-asalan, dengan asumsi dia 'hanya' anak kecil. Rasanya menakutkan😖

Sama halnya dengan kakak. Di usianya yang sudah 12 tahun ini, sebetulnya apa-apa yang dia tanyakan kepada kami sebagai ortunya berarti dia memiliki ketertarikan pada hal itu. Kalau kami sedang error dan memberi label 'cerewet' atas berbagai pertanyaan mereka, maka itu artinya kami sedang memutus rasa penasaran dan ketertarikan mereka terhadap berbagai hal dan peristiwa yang mereka alami dalam kehidupan mereka, semoga kami tidak sembrono😇

#Tantangan10hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

Minggu, 07 Januari 2018

Binar-Binar Di Matamu

Resolusi saya di tahun 2018 ini adalah :
"No Males, No Ngeles, Allah Prioritas paling atas!"
Kalo gak males biasanya ngeles, itu penyakit saya. Target terdekat kerjakan games 10 hari, jelas no rapel.

Melakukan 'sweet escape' bersama paksu selama seminggu kemarin dan sekarang kami sudah berkumpul lagi di rumah ini bersama anak-anak, bagi saya ibarat mengecharge hati dan pikiran. Kangen anak-anak, jelas. Apalagi bersamaan dengan dimulainya games level 7. Saatnya menguji sebaik apa proses recharging saya menghadapi games ini😎

Kakak
Cukup sering kakak bercerita berbagai hal yang menurutnya menarik. Termasuk saat menceritakan sudut-sudut pandang lain sebuah film. Kakak ini menurut saya seorang pengamat yang detil, jauh lebih detil daripada saya. Tadi sore, setelah menonton film Big Hero Six di televisi, tiba-tiba saja ia berceletuk memaparkan pengamatannya. Kaitannya dengan film Frozen. Yaaa, memang, ini 'cuma' analisis sebuah film, terkait settingnya.

Kakak memang terlihat senang dan berminat sekali saat sedang mengamati sekaligus mengomentari sebuah film. Memang bukan 'sekedar' menonton, dia bisa menjelaskan hal-hal terkait, tapi 'diluar' film itu. Saat saya menonton sebuah film, begitu selesai ya sudah. Ok, saya sudah nonton film ini. Nah, kalau kakak, seiring waktu dia akan mulai mencari-cari sendiri hal-hal terkait film itu yang menurut dia menarik, dan kemudian akan menceritakan kembali pada kami, sehingga kami pun baru 'ngeh', O ya? Masa sih? Dan lain-lain yang sebelumnya tidak terpikir sama sekali oleh kami...

#Tantangan10hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga




Sabtu, 06 Januari 2018

Ini Bintang-Bintang Kami

Alhamdulillah, tahun baru, materi baru, dan jujur saja, makin menantang!
'Semua Anak Adalah Bintang'.
Saatnya membersihkan kacamata kotor yang menghalangi pandangan kita terhadap binar-binar mata anak-anak ketika melakukan aktivitas yang disukainya.

Saatnya melepas ego negatif dalam diri kita yang sering memberi label sebuah bakat lebih baik daripada bakat lainnya.

Saatnya meleburkan asa dan rasa bersama anak-anak saat melakukan hal-hal yang dia sukai😍😍😍

Kakak, 12 tahun. Sejak SD sebenarnya sudah sempat minta ikut ekskul marawis. Sayangnya karena keterbatasan alat marawis disekolahnya, kakak sering tidak kebagian memegang alat. Akhirnya, malah tidak melanjutkan ekskul marawis ini.

Saat masuk SMP 6 bulan yang lalu, ternyata disekolahnya ada ekskul yang sama. Spontan saja dia minta ijin supaya bisa ikut ekskul marawis ini, selain basket. Jujur ya, selama ini kakak tu senang sekali bermain-main 'perkusi' menggunakan galon kosong air mineral. Tidak jarang ia juga mengajari adik dan adik sepupunya menggunakan media seadanya, yang dapat dipukul-pukul juga sebagai pengganti perkusi. Setelah mengajarkan, maka ia memimpin kedua adiknya bermain bersama 'aransemen buatan kakak'.

Awalnya, kalau suasana rumah dan hati kami terutama, sedang tidak cocok, sempat ada lintasan rasa kesal, berisik😂... Namun seiring waktu, saya coba mengajak suami untuk membuka mata lebih lebar. Ternyata kakak begitu menikmati saat ia berinteraksi dengan alat musik ini. Tidak jarang ia mencari referensi dari you tube berbagai versi permainan 'marawis' ini, seraya mempelajarinya.

Alhamdulillah, ternyata ibu saya, alias yangtinya anak-anak memiliki feeling yang lebih peka daripada saya, orangtuanya😌. Liburan kali ini yangti diam-diam membelikan beberapa perangkat alat musik ini (yang saya pun belum hapal nama-namanya). Saat mereka berlibur di Bandung, saya sempat dikirimi video kakak sedang serius memainkan salah satu perangkat, dan ya, dia begitu menikmati permainan ini. Subhanallah...

Tadi siang saya akhirnya berkesempatan melihat langsung bagaimana momen kakak menikmati permainannya. Plus, dia bisa mengajarkan adik-adiknya yang masih berusia 4 dan 6 tahun supaya bisa menghasilkan kolaborasi yang indah, this is awesome😍😍😍😍

Video

#Tantangan10hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga