Presentasi Kelompok 2:
Mengarahkan Fitrah Seksual Anak Pra Akil Baligh
Pubertas
Masa ketika seorang anak mengalami fisik dan psikis serta pematangan fungsi seksual (masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa).
Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur 8-10 tahun dan berakhir lebih kurang diusia 15-16 tahun.
Baligh
Kondisi tercapainya kedewasaan biologis dengan kematangan alat reproduksi (usia 14-16 tahun).
Ciri-ciri Baligh
- Mimpi basah pada anak laki-laki, haid pada anak perempuan.
- Tumbuhnya bulu-bulu kemaluan.
- Berusia 15 tahun (atau kurang).
Akil
Tercapainya kedewasaan Psikologis, Sosial, Finansial serta kemampuan memikul tanggungjawab syariah.
“Allah menciptakan waktu khusus untuk mengoptimalkan kecenderungan seksual dalam diri manusia, sehingga ia mampu melakukan reproduksi.
Waktu ini dinamakan taklif, yaitu apabila seorang anak masuk dalam usia ini, dia dimintai pertanggungjawaban atas semua tingkah laku dan amal perbuatannya.”
Mengarahkan Fitrah Seksual Anak Pra Akil Baligh
- Meminta izin ketika masuk kamar orangtua di tiga waktu saat aurat orangtua banyak tersingkap, yaitu sebelum sholat Subuh, sebelum Dhuhur dan setelah Isya.
- Membiasakan anak menundukkan pandangan.
- Membiasakan anak menutup aurat.
- Memisahkan tempat tidur anak (sesama gender maupun berlainan gender) pada usia 10 tahun.
- Melatih anak tidur dalam posisi miring ke kanan, larangan tengkurap dan telentang.
- Menjauhkan anak dari ikhtilat bersama lawan jenis.
- Mengajarkan kewajiban manfi janabat
- Menjelaskan perbedaan jenis kelamin dan bahaya zina ketika anak mendekati baligh.
- Anak laki-laki didekatkan kepada ibunya dan anak perempuan didekatkan pada ayahnya.
Hal ini agar kelak saat mereka mulai mengalami ketertarikan dengan lawan jenis, anak laki-laki dapat memahami perempuan dari kacamata perempuan. Begitu pula dengan anak perempuan, agar dapat memahami laki-laki dari kacamata laki-laki.
Penutup
Peran keluarga dan komunitas yang mendidik fitrah seksualitas sejak dini sangat menjamin pendidikan seksualitas dan terhindar dari berbagai penyimpangan seksualitas, seperti LGBT, pelecehan seksual dsb. Itu dikarenakan kedekatan anak dengan orangtuanya dalam keseharian mendidik akan membentuk attachment atau bonding yang akan membentuk penyikapan peran sebagai lelaki sejati dan perempuan sejati.
Membangkitkan fitrah seksualitas tentu saja harus diiringi dengan membangkitkan fitrah-fitrah lainnya, agar anak-anak kelak menjadi manusia yang mengetahui peran hidupnya yang spesifik.
Peran keluarga dan komunitas yang mendidik fitrah seksualitas sejak dini sangat menjamin pendidikan seksualitas dan terhindar dari berbagai penyimpangan seksualitas, seperti LGBT, pelecehan seksual dsb. Itu dikarenakan kedekatan anak dengan orangtuanya dalam keseharian mendidik akan membentuk attachment atau bonding yang akan membentuk penyikapan peran sebagai lelaki sejati dan perempuan sejati.
Membangkitkan fitrah seksualitas tentu saja harus diiringi dengan membangkitkan fitrah-fitrah lainnya, agar anak-anak kelak menjadi manusia yang mengetahui peran hidupnya yang spesifik.
Sumber :
- EnSexclopedia, Elly Risman
- Fitrah Based Education, Harry Santosa
- Prophetic Parenting, Suwaid, Muhammad Nur Abdul Hafidz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar