Rabu, 29 November 2017

Snack Geometri

Membaca diskusi kelas bunsay sore ini, saya jadi merasa ketampol😅...
Terus terang ya, saya sedang berusaha mengambil 'momen' +atau 'momentum'?) ups! fisika deh...momen matematika, spontan dan simpel.

Tapi sepertinya mau tidak mau saya harus membuat 'lesson plan' yang sederhana deh. Berkali-kali membaca materi ini dan camilan-camilannya, tetep aja tiap pagi harus memutar otak untuk mencari matematika apa ya yang bisa dikenalkan pada adik hari ini?...

Akhirnya baru saja, adik sendiri sih yang menemukannya😁. Kebetulan hari ini ada murid yang berulangtahun dan membagikan goodie bag berisi snack. Sisa snack yang masih ada tiba-tiba disusun sedemikian rupa oleh adik menjadi beberapa bentuk geometri dasar.

Awalnya, katanya ini lingkaran besar. Lalu saya pancing saja, minta ia membuat segitiga, persegi panjang serta bujursangkar. Ujungnya dia menambahkan bentuk sendiri, diamond star. Saya bengong, artinya apa dek? Katanya, bahasa Indonesianya permata biru ma... Setelah melihat bentuknya, ternyata kita biasa menyebutnya belahketupat hehehe...efek nonton nih😌

-gambar menyusul

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Senin, 27 November 2017

Gaya Bebas

Kenapa ya, saya kok sampai hari ini merasa sering 'mentok' saat harus mencari momen yang tepat untuk bermain matematika bersama adik?... 😕

Sebenarnya adik mempumyai sebuah buku yang berjudul 'Mahir Menulis Huruf & Angka', sesuatu yang (aslinya) sangaaatt saya hindari saat ini. Buku ini juga bukan saya yang membelikan, ini pemberian tantenya. Saat itu adik minta oleh-oleh 'buku buat belajar', ya belajar itu definisinya sebagaimana kakak belajar, mengerjakan sesuatu atau membaca sesuatu. Alhamdulillah, sejak awal adik hanya tertarik pada menempel sticker yang sesuai gambar yang tersedia.


Sisanya sesekali saja sih dia membuka-buka ini. Ndilalah tadi sore adik 'sedang ingin belajar'. Dia memilih sendiri buku ini. Rupanya adik sedang ingin melatih membuat angka-angka.

Disekolah adik sudah diajarkan lagu yang berisi nama-nama hari dan bulan. Sebelum tidur saya coba mengetes pemahaman adik tentang hari. Karena sekarang hari Senin, adik bisa menjawab kalau besok adalah hari Selasa. Namun saat saya bertanya tentang jadwal pemakaian seragam sekolah dan kaitannya dengan hari, nampaknya adik masih belum terlalu 'ngeh'😀

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Minggu, 26 November 2017

Mengingat Bentuk Geometri

Wahhh niat untuk bisa mengerjakan tantangan kali ini, 10 hari berturut-turut, tanpa jeda, sepertinya belum bisa. Mudah-mudahan sih kalau judulnya tanpa rapel, masih bisa. Kemarin bolong🙄

Hari ini saya kembali memutar otak. Akhirnya baru sekitar jam 7 malem, saya baru mendapat ide. Sambil berbaring sejenak dikasur, karena punggung rasanya kok lumayan pegal-pegal. Sebuah label baju jadi inspirasi untuk mengecek memori adik tentang bentuk-bentuk geometri dasar.
label ini yang jadi inspirasi belajar bentuk
Saat belum sekolah, kira-kira usia 3 tahun, adik sudah mengenal bentuk-bentuk cukup baik. Bahkan awalnya dalam bahasa Inggris, harap maklum karena saat itu cukup intensif menonton acara anak-anak dari saluran tivi seperti CBeebies...😌

Setelah itu saya coba meminta adik menyebutkan nama bentuk beberapa benda yang saya tunjukkan, serta mencari benda-benda yang ada dikamar sesuai bentuk yang saya sebutkan. Misal, cari benda dikamar ini yang bentuknya persegi panjang, bujursangkar dll.
benda-benda yang ada dikamarnya untuk mengenali bentuk


Terakhir kami tebak-tebakan bentuk dari salah satu buku favorit adik, atlas dunia. Yaitu bagian bendera negara-negara didunia. Disana kami bisa menemukan aneka bentuk geometri.
mencari aneka bentuk dari gambar bendera negara-negara didunia


#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Jumat, 24 November 2017

Mainan Kartu

Adik itu anaknya lumayan berinisiatif dan kreatif, terutama urusan mainan. Kami sendiri rasanya agak jarang membelikan mainan anak-anak, apalagi yang khusus dijual ditoko mainan dan harganya mahal, mungkin bisa dibilang tidak pernah.

Dunia anak-anak adalah dunia imajinasi, apalagi seusia adik sekarang, 4 tahun. Saat dia berhasil menciptakan sebuah mainan atau cara bermain, menggunakan benda apa saja yang ada dirumah, lalu dia mempresentasikan didepan kami semua, rasanya bahagia dan bersyukur banget.

Terkait materi 'matematika', lagi-lagi tadi pagi saya memutar otak sejenak, mencari-cari kira-kira aktivitas apa yang bisa kami kerjakan untuk tantangan hari kedua ini. Sepertinya saya mentok lagi😅.

Beberapa menit yang lalu, saya teringat mainan kartu yang dia ciptakan kemarin. Saya baru ngeh, dia mencantumkan tulisan angka yang berbeda-beda disetiap kartu. Ada 2000, 3000, 40000 dan juga 10000.
kartu made in adik

Kebetulan adik memang Alhamdulillah sudah lancar mengenal angka dan urutannya,sejak usia 3 tahun lebih. Hanya saja untuk angka yang jumlahnya besar, apalagi nol-nya banyak, dia pasti selalu bertanya pada saya, bagaimana cara membacanya.

Ternyata angka-angka itu artinya adalah 'jumlah kekuatan' yang dimiliki oleh tokoh (gambar sosok orang) dikartu ini. Persepsinya, semakin besar angka, semakin besar kekuatannya.



#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Kamis, 23 November 2017

Hello Math!


Makin hari, materi kelas bunda sayang makin membuka mata saya tentang banyak hal, terutama terkait tugas sebagai 'fasilitator' kedua anak kami.

Sejak pagi, saat korlan bunda sayang mengingatkan bahwa tantangan dimulai hari ini, saya berusaha keras mencari ide momen ber-matematika-ria terutama bersama adik. Dan ternyata walaupun ide-ide sudah diberikan melalui camilan rabu kemarin, saya belum juga menemukan yang 'klik'🤔

Sambil sarapan, adik menonton film 'Dora the Explorer'. Tanpa sengaja, ternyata salah satu adegan terkait matematika. Ceritanya Dora mengajak penonton menghitung berapa jumlah domba yang bisa dimasukkan ke sejumlah kandang yang disediakan.

Menurut saya, ini konsep dasar pengurangan. Saat tersisa satu kandang yang masih kosong, Dora bertanya, berapa jumlah domba yang masih bisa dimasukkan ke dalam kandang? Dan adik menjawab, satu! Well done, adik😘

-foto menyusul

Seharian tadi kami pergi. Saat naik lift ternyata ada tetangga penghuni lantai yang sama dengan kami. Lucunya, adik sengaja berjalan di depan mereka berdua sambil spontan menghitung, 'Mah, ada 4 orang!' (maksudnya yang berjalan bersama-sama saat itu). Padahal saya sama sekali tidak bertanya lho, badan lumayan letih rasanya. Eh, mendengar adik berinisiatif menghitung, seperti mendapat energi baru 😍

- foto menyusul

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Selasa, 21 November 2017

Berapa Harga Nyawamu?

Ini cerita tentang seberapa besar kita menyayangi diri sendiri.

Setiap hari mau tidak mau saya harus 'nggowes' mrs.Selis menyebrangi perlintasan kereta api, yaa minimal satu rit sehari, maksimal dua rit, kalau memang berangkat dan pulang menggunakan sepeda. Namanya juga macan ternak 😛, mama c*ntik anter anak ke sekolah. Jarak dari rumah ke sekolah sebenarnya hanya sekitar 1,5 km, lumayan lah untuk sekedar olahraga jalan kaki. Tapi bagi adik ini lumayan jauh sih, kasihan kalau jalan ke sekolah. Naik angkot, nanggung banget, tetep aja harus jalan dulu sebelum dan sesudah naik angkot. Naik opang? Lumayan mihil bo! Judulnya jarak nanggung, dekat dimata jauh di kantong hehehe. Tapi kalau memang saya sedang cape banget, atau ada urusan lain setelah mengantar adik, atau batere si selis ini very-very low yaa sudah lah, bagi-bagi rejeki judulnya sama pak ojek😊...

Sebagai orang yang seumur-umur paling sekali dua kali harus naik kendaraan dan melewati pelintasan kereta api, babak baru kehidupan saya kali ini mengharuskan saya menjadi komunitas pengendara yang (harus) bersabar menunggu kereta lewat. Kalau pas 'peak hour', jam berangkat kerja misalnya, bisa berkali-kali kereta commuter line yang melintas, sabar ajjjaaaa..

Yang sering membuat saya hanya bisa geleng-geleng kepala, ya itu, perilaku para pengemudi motor. Pertama, saking tidak sabarnya mereka kayanya gak terima kalau harus ngantre di belakang palang. Kalau bisa, mepeettt banget sama rel, ya paling goyang-goyang dikit kalau pas kereta lewat.
foto dokumentasi saya


Kedua, ini yang paling bikin saya makin gak ngerti, palang sudah tertutup, tapi teteeep tolah-toleh kiri kanan kilat, blasss lanjut! Ya memang sih...pasti ada jeda antara tertutupnya palang dan waktu lewatnya kereta. Kalau gak gitu, kasihan lah pak masinis. Emangnya kereta bisa berhenti mendadak macam kita naik sepeda (motor)? Semua sudah ada ilmu dan pertimbangan logisnya pasti.

Yang gak logis ya cara berpikir orang-orang yang berhenti mepet (banget) sama rel dan nekat aja ngelewatin rel modal tolah toleh kiri kanan secepat kilat. Atau logis juga mungkin menurut mereka, males nunggu lama-lama, toh kereta juga gak langsung lewat, atau gue udah kesiangan, gue kebelet, gue keburu laper de el el😮

Saya gak tau seberapa sayang orang-orang macem ini sama diri sendiri, sampe nekat menerobos perlintasan kereta api...

Rabu, 15 November 2017

Aliran Rasa

Gak kerasa, ternyata tantangan 10 hari sudah selesai. Evaluasi? Paling terasa dan terlihat adalah apa yang dilakukan adik. Alhamdulillah, mungkin karena sebelum mendapat materi ini pun, saya sudah mencoba menumbuhkan minat baca adik sejak dini. Beberapa tips pun sudah saya coba, termasuk membiasakan membacakan buku cerita untuk adik. Seiring kemampuan membaca adik yang mulai bertambah, tidak jarang ia memilih sendiri bukunya, sekedar melihat-lihat ataupun membaca tulisan yang ada didalamnya, setelah itu barulah ia minta dibacakan😄.

Sebaliknya, saya merasa belum bisa maksimal menjadikan momen tantangan ini untuk kakak. Padatnya jadwal sekolah, ditambah memang mungkin karena kakak tidak terbiasa membaca buku, yaaa gitu deh...🤔

Saya berharap kami sebagai orangtua  tetap bisa melanjutkan mengajak anak-anak untuk menumbuhkan kebiasaan membaca dirumah kami. Tantangan terbesar juga ada pada diri kami. Saya senang berburu buku, tapi ternyata semangat dan energi saya untuk membaca buku dengan tenang dan tuntas, masih belum maksimal. Suami? Hahaha dia sendiri mengakui kalau membaca buku saat ini bukanlah hal yang mudah. Minimal kalau membaca surat kabar masih lah, plus dokumen kantor tentunya😂

Puncak tantangan materi kali ini adalah mengajak adik ke perpustakaan umum daerah Cikini. Rasanya senang sekali bisa menunjukkan pada adik yang namanya perpustakaan. Dia mengenal perpustakaan dari salah satu buku ceritanya yang berjudul 'Sst...Pelan Sedikit Flo'. Buku ini mengenalkan anak-anak kapan dan dimana saja sebaiknya kita tidak membuat gaduh, diantaranya di perpustakaan. Sejak itu adik sering penasaran dan minta diajak ke perpustakaan...



Jumat, 10 November 2017

Sekolah Baru Saya : Institut Ibu Profesional

Terinspirasi dari blogger award kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional yang sedang saya ikuti, tiba-tiba saja saya merasa 'perlu' menyapa blog ini lebih mesra - daripada sekedar numpang nitip tugas Tantangan 10 hari deh :). Halo nanana, how are you? hehehe... Tanpa terasa ternyata blog ini usianya sudah setahun lebih. Masih sangat balita, sangat standar, biasa banget, gak ada bling-blingnya, apa adanya hahaha....gue banget lah.

Niat awal sekedar mencari penyaluran semangat tantangan one day one article, untuk 99 hari, yang parahnya ternyata gak sampe 99 hari, belum lagi utang-utangnya, tantangan ini tidak terselesaikan dengan baik. Untungnya ada kelas Bunda Sayang yang baru saya ikuti mensyaratkan media sosial sebagai sarana mengumpulkan tugas setiap bulannya. Setidaknya saya sudah punya wadah duluan lah.

gambar dari www.inne.web.id
Sesuai dengan salah satu motto hidup saya, yang jelas-jelas saya cantumkan dalam blog ini, 'Karena Tidak Ada Kebetulan Dalam Hidup', maka saya menganggap pertemuan saya dengan IIP atau Institut Ibu Profesional bukanlah sebuah kebetulan. Pasti Allah Sang Pengatur Kehidupan ini sudah membuat semacam alur kehidupan setiap manusia, termasuk saya. Sebagai pengguna FB yang tidak terlalu aktif, niat awal sekedar meng-update kabar teman-teman lama, ternyata perlahan-lahan mempertemukan saya dengan berbagai hikmah kehidupan, pelajaran-pelajaran baru, komunitas baru dan yang jelas Institut Ibu Profesional :)...

Nama Ibu Septi Peni Wulandani sudah lebih dulu saya kenal sebelum mengenal IIP. Berawal dari jarimatika dan kemudian 'bertemu' juga di komunitas HEbAT hingga akhirnya saya menjadi bagian dari IIP. Kelas Matrikulasi yang berlangsung selama sekitar 6 bulan telah mengantar saya untuk perlahan-lahan kembali mengenal siapa diri saya sebenarnya, keluarga terutama suami dan anak-anak serta yang jelas apa sih yang selama ini saya lakukan dalam keseharian? Sudah benarkah kira-kira apa yang saya jalani selama ini? Apa sih cita-cita tertinggi saya sebenarnya? Dan sesuai nama kelasnya, matrikulasi, semua baru awal, baru kulitnya, tapi efeknya sungguh luar biasa. Kami semua jadi semakin 'exciting', penasaran untuk bisa belajar lebih banyak di 'sekolah' ini.

Sebagaimana sebuah jenjang pendidikan, setelah dinyatakan lulus kelas Matrikulasi, kami mengikuti seremoni wisuda yang berupa acara seminar, lagi-lagi tambahan ilmu. Setelah jeda beberapa waktu, kami pun memasuki kelas berikutnya, Bunda Sayang. Durasinya pun lebih panjang, 12 bulan, yang berarti ada 12 materi setiap bulannya disertai tugas terkait. Tidak sekedar materi, kami juga mendapat bonus-bonus tambahan ilmu yang berupa 'camilan-camilan' sehat, inspirasi dari sesama peserta yang bertugas sebagai 'energizer' dan yang jelas saling mengenal lebih dekat dengan sesama peserta kelas Bunda Sayang ini, serta keberadaan 'ekskul' yang menjadi wadah menambah dan melatih minat atau hobi para peserta, mantap deh!

Saya merasa sangaaaat bersyukur berada di era cyber ini. Terlepas dari segala kekurangan dunia maya, baik urusan silaturahim maupun urusan mencari ilmu, saya rasa semua kembali pada kematangan, kedewasaan kita saat berhadapan dengan gawai alias gadget. Dan jangan salah, kopi  darat tetap menjadi bagian dalam sekolah ini. Urusan etika? Tata tertib? Saya rasa saya baru berkenalan dengan komunitas yang jelas-jelas mengajarkan dan mengingatkan kami kembali makna etika bersosialisasi di dunia maya, dunia yang seolah-seolah tidak bisa melihat satu sama lain hehehe...

Toh ini urusan jempol dan telunjuk semata, ngapain sih pake etika-etika segala, iya kan?
Kalau sekedar urusan jempol dan telunjuk, maka untuk apa pemerintah cape-cape membuat UU ITE yang sekarang membuat orang harus berpikir sungguh-sungguh sebelum menyampaikan buah pikirannya, betul kan? Pada level WAG, kita tetaplah manusia yang sedang berada dalam sebuah forum komunikasi, perbedaannya, kita bisa berasal dari lokasi yang tak terbatas dan (mungkin) tidak bisa saling melihat, itu saja. Apalagi grup yang sifatnya dan niatnya adalah mencari ilmu, bukan sekedar haha hihi semata. Agar ilmu yang kita dapat bermanfaat dan jelas barokah, maka alangkah indahnya bila kita melakukannya dengan cara yang baik pula, menurut saya lho...

Yah, begitulah kira-kira perjalanan saya selama hampir dua tahun ini, melanjutkan minat menulis celoteh-celoteh ringan yang sering berseliweran diotak saya yang (ternyata) seorang Intuiting ekstrovert :). Mudah-mudahan lain waktu saya bisa bercerita tentang tipe ini, lagi-lagi ilmu baru lah (buat saya)...


Selasa, 07 November 2017

Latihan Fokus Membaca

Sekarang waktu menunjukkan pukul 22.58. Setelah ngelonin adik tadi, sepertinya otak saya masih jumpalitan, mata dan pikiran belum mau diajak tidur. Bisa jadi faktor lambung ikut berpengaruh (baca : lapar). Iya, setelah diingat-ingat ternyata saya memang belum makan malam (baca : karbohidrat dsj😅)

Akhirnya, setelah terjadi pergulatan batin yang cukup sengit #lebay, antara makan kombinasi pisang - sisa oatmeal bekal adik tadi siang atau nasi dkk, saya memutuskan memilih mi instan seri duo hahaha. Sambil menunggu mi dimasak, saya bercita-cita ingin menamatkan buku Teach Like Findland.
Berharap bisa menikmati buku sambil makan 'very unhealthy late dinner'


Sambil menikmati me time, saya makan mi sambil membaca buku ini. Ternyata, sepertinya saya baru bisa membaca dengan fokus bila lingkungan sekitar juga tenang, asli tenang! Iyalah, jam 11 malam, yang terdengar hanya suara mesin kulkas dan sayup-sayup suara jangkrik dari luar. Atau kebetulan bab yang saya baca memang tampak makin menarik, dibanding bab-bab sebelumnya?🤔

Dibandingkan saat membaca buku yang sama ketika menunggu anak berenang? Ya, saya merasa lebih bisa fokus dalam kondisi tenang. Pertanyaannya, apakah fokus membaca (terutama buku biasa - bukan dari gadget) bisa saya latih? Terutama dalam suasana yang ramai.

 Jujur saja, membaca dari gadget terasa lebih mudah, mungkin...karena saya bisa membuat iklan sendiri. Minimal ngelirik WA lah, ngintip IG lah, belum lagi membuka beberapa halaman berbeda di browser. Yaaa, memang lebih mudah, tapi belum tentu lebih baik, apalagi untuk mata😂

Sepertinya saya belum berhasil mewujudkan niat menamatkan buku ini sekarang. Padahal sebenarnya materinya masih menarik.Mata sudah mulai mengantuk😪

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

Senin, 06 November 2017

Membaca Mandiri

Saat saya tinggal untuk mandi, terdengar sayup-sayup suara adik yang sedang membaca. Begitu saya selesai terlihat adik memang sedang membaca buku Cican😊, board book favoritnya, tentu saja secara perlahan-lahan.

Adik asyik membaca, sementara di sebelahnya kakak juga asyik menggambar, salah satu hobinya sejak kecil.

Sejujurnya saya sih bersyukur adik mulai tumbuh ketertarikannya pada membaca buku, entah itu sekedar melihat-lihat gambarnya, belajar membaca tulisan ataupun minta dibacakan. Saya tidak ingin membanding-bandingkan dengan kakak karena bagi saya semua memerlukan proses. Mungkin karena stimulus yang saya berikan pada kakak saat masih seusia adik sangat kurang, akibatnya minat kakak untuk membaca pun agak kurang, kecuali pada buku-buku yang memang sangat menarik perhatiannya.

Gambar tidak bisa diupload karena masalah teknis :(

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst



Minggu, 05 November 2017

Multi Tasking

Malam ini adik minta dibacakan buku borongan, 3 buku sekaligus, board book sih hehehe... Buku yang dibaca Halo Balita - Kisah Nabi Muhammad saw, Seri Anak Hebat - Aku Bilang Alhamdulillah dan Waaah! Gigi Cican Sakit.
Buku Cican

Board book macam ini memang sangat sesuai untuk anak sesuai usia adik

sepertinya harus menambah koleksi buku ini

Yang jadi masalah, disaat yang bersamaan kakak sedang belajar untuk persiapan ulangan besok. Bolak-balik kakak bertanya dan terpaksa menyela proses membacakan buku adik. Efeknya adik agak marah-marah deh😅

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst



Sabtu, 04 November 2017

Kakak Baca Cerita

Malam ini kami mencoba gaya lain membaca. Kami minta kakak melanjutkan membaca buku 'Anak Tani' dengan suara keras. Tidak banyak sih, paling 2 halaman😅 Begitu banyak distraksi didalamnya, adik yang tiba-tiba mengajak kakak bicara berbahasa Inggris sampai godaan klasik, gadget😂

Evaluasi : ternyata kakak masih harus lebih banyak berlatih membaca cerita, terutama terkait intonasi. Karena, saya sendiri merasakan bahwa saat sebuah kalimat tidak dibaca selain sesuai tanda baca, termasuk intonasi yang tepat, saya kesulitan menangkap isi cerita yang dimaksud.
Kami bersama-sama mendengarkan kakak membacakan buku

Metode ini saya contek dari metode CM, membaca narasi. Sebenarnya niat awalnya adalah memperbaiki kekurangan saya untuk mengenalkan kakak pada kegiatan menyukai membaca. Saya harap, walaupun sangat pelan-pelan, mengingat usia kakak sudah 12 tahun dan kesibukan sekolah, kakak masih bisa ditumbuhkan minat bacanya.

NB: foto masih menyusul😥

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFir

Jumat, 03 November 2017

Bacaan Berkarakter Ala CM

Wah, ternyata niat untuk mengerjakan tantangan ini 10 hari berturut-turut tanpa jeda, belum bisa saya kerjakan. Tapi mudah-mudahan saya tetap bisa menyelesaikan tantangan ini dengan baik pada waktunya.

Khawatir terlewat lagi, pagi ini sambil menunggu waktu sekolah adik, saya mengajak adik membaca buku. Tadinya adik memilih buku berjudul 'Anak Tani' karya Laura Ingalls Wilder yang lebih menyerupai novel😅. Kebetulan kakak sedang mencoba menyelesaikan buku ini.


Namun akhirnya saya mengarahkan adik untuk membaca buku dari penulis yang sama berupa cerita bergambar, 'Suatu Hari Di Padang Rumput'. Buku ini memang nampaknya memang lebih sesuai untuk anak-anak dan kebetulan dibuat dwibahasa, Inggris dan Indonesia.

Seperti biasa saat menemukan buku yang berbahasa Inggris atau dwibahasa, saya selalu menawarkan dahulu pada adik, mau dibacakan dalam bahasa apa. Kali ini ia memilih bahasa Indonesia saja.

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst