Perlahan-lahan urusan bebersih rumah mulai terlihat hasilnya. Sampai
tadi pagi saya masih asyik bermain dengan debu dan kotoran. Sejak awal niat
bebersih besar-besaran saya sudah memberi perintah pada otak ada beberapa
'aturan main' pada kegiatan ini :
1. Dilarang membeli wadah, container
plastik dan barang-barang apapun untuk alasan penyimpanan
2. Wajib menggunakan area penyimpanan skala
apapun yang bersifat existing alias memang sudah ada dirumah
3. Dilarang mengeluarkan apalagi membuang
barang-barang 'bersejarah' yang ada dirumah ini - dan bukan milik saya pastinya
4. Terkait aturan nomor 2, berarti kalau
saya membutuhkan container maka penghuni lama harus dikeluarkan dahulu, bisa
dibuang kalau memang sudah rusak atau dihibahkan saja
5. Saya harus menemukan tata letak alias
lay out ruang yang seminimalis mungkin
6. Prinsip utama : setiap barang harus
mempunyai status yang jelas (manfaatnya apa) dan pemilik yang jelas serta tidak
ada barang yang tidak punya tempat, semua harus punya 'rumah' masing-masing.
setiap benda PASTI punya komunitas dan habitat masing-masing |
7. Jangan menunda-nunda mengembalikan
barang tercecer ke rumah masing-masing
Buku, kertas, printilan yang statusnya abu-abu sering menjadi bibit
timbunan baru bila tidak segera diberi status yang jelas. Hehehe, saya sedang
belajar terus mengambil hikmah baik dan penting dari kedua bude saya. Sejak
dulu rumah mereka selalu terlihat nyaman dan rapi. Padahal kalau dilihat jumlah
barang juga banyak, tapi kok rasanya tetap nyaman ya? Sampai-sampai saya
berkata pada mas sulung "Kalau mbah Y tinggal di rumah ini mas, bisa-bisa
rumah kita jauh lebih rapi daripada sekarang ya :P"
Masih ada beberapa sisa pekerjaan tapi sudah lebih ringan, mudah-mudahan
flu ini juga ikut berkurang seiring berkurangnya interaksi dengan Mr. Dust.
gambar diambil dari moje-pandemonium.blogspot.com
# (uut ) day 23- 2 Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar