Review Presentasi Hari 1
Kelompok 6
Materi level 11 ini bertema "Pentingkah Membangkitkan Fitrah Seksualitas?"
Adapun bentuk pelaksanaannya adalah fasilitator hanya memberi beberapa poin terkait tema/judul serta metode pelaksanaan. Cukup minimalis, hingga saya merasa agak lemot dan butuh waktu lebih lama agar bisa paham😁...
Namun seiring waktu, ya sudah, dijalani saja. Ini memang bentuknya lebih semi belajar mandiri daripada bentuk game yang selama ini dilakukan, yang berupa praktik langsung sehari-hari.
Kelompok 6 mendapat giliran pertama melakukan presentasi pada hari Rabu, 16 Mei 2018, kemarin malam tepatnya.
Saya pribadi juga lebih senang menggunakan bentuk poin-poin saat membuat review.
▪ Istilah Fitrah Seksualitas mulai dikenal seiring tumbuhnya konsep Fitrah Based Education
▪ Fitrah seksualitas adalah pemahaman bahwa setiap anak dilahirkan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Bagi manusia, jenis kelamin ini akan berkembang menjadi peran hidup sesuai jenis kelaminnya (seksualitas).
Anak perempuan akan menjalani peran keperempuanan dan kebundaan.
Anak laki-laki akan menjalani peran kelaki-lakian dan keayahan.
Tantangan yang dihadapi dalam menyempurnakan fitrah seksual bisa berasal dari luar (eksternal) dan dari dalam (internal).
▪ Tantangan eksternal bisa berupa berbagai pemikiran tentang gender yang tidak sejalan dengan fitrah seksualitas seperti LGBT, superwoman, feminisme dll.
▪ Tantangan internal berupa sindrom 'Peterpan dan Cinderella Complex'. Sindrom ini muncul akibat fitrah seksualitas belum tumbuh dengan paripurna.
Penjelasan:
Dalam cerita digambarkan Peter Pan adalah sosok pria yang beranjak dewasa tapi masih ingin menjadi anak-anak yang bebas tanpa tanggung jawab. Nah, fitrah seksualitas yang tidak sempurna pada masa kecil menyebabkan para lelaki yang menjadi suami/ayah ini menjadi seperti halnya Peter Pan, masih ingin bermanja-manja dengan ibunya, dan belum bisa memikul tanggung jawab sebagai suami/ayah.
Kebalikannya, untuk anak perempuan yang fitrah seksualitasnya belum tumbuh sempurna ingin seperti Cinderella yang hidupnya happy ending dengan datangnya pangeran yang mengubah hidupnya. Sehingga ketika menjadi istri/ibu sangat tergantung dengan laki-laki untuk memenuhi berbagai keinginannya.
Jika sudah terlanjur, dan sudah menikah harus bagaimana ? Menurut Ibu Elly Risman:
• Laki-laki yang mengalami sindrom Peter Pan tidak akan mengalami kesulitan dalam pernikahannya, jika mendapatkan istri dengan karakter keibuan.
• Begitu pula sebaliknya, bagi sang ’Cinderella’ yang mendapatkan suami dengan karakter ke’ayah’an yang kuat.
• Untuk istri-istri yang jadi ibu bagi "Peter Pan" harus memahami mengapa
suaminya bersifat kekanak-kanakan, harus mau berkorban dan ‘tega’ untuk membentuk kembali jiwa kemandiriannya.
• Untuk suami-suami yang jadi ayah bagi "Cinderella" juga harus memahami mengapa ia bersikap seperti itu dan ajak bicara secara baik-baik.
Adapun bagi yang belum menikah, mau tidak mau orang yang mengalami syndrom tersebut harus menyadari bahwa dirinya mengalami suatu masalah. Dan ada beberapa tips:
– Harus ada keinginan dalam diri sendiri untuk berubah
– Lingkungan harus mendukung
– Jika diperlukan terapi, mengapa tidak ?
– Minta pertolongan kepada Allah
Referensi :
▪ Fitrah Based Education, Harry Santosa, versi 2.5
▪ Bunda Sayang
▪ "What is Gender" World Health Organization
▪ Peter Pan and Cinderella Complex, Elly Risman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar