Kamis, 21 April 2016

Hari 1


Rejeki Hujan
           
            Pagi ini seperti biasa, setelah semua penghuni pekerja dan pelajar meninggalkan rumah, waktunya saya memasang gembok pintu pagar. Sudah hampir 2 bulan ini akhirnya saya memutuskan untuk menggembok pintu gerbang terutama pada siang hari. Alhamdulillah, selama ini tidak pernah dan semoga tidak akan ada kejadian tidak baik pada kami penghuni-penjaga rumah. Tapi...sebelum pasrah dan tawakkal kita harus berusaha juga kan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan diri sendiri. Saat menjelang sore barulah saya buka kembali gembok sambil menunggu penghuni rumah yang lain pulang.

Kembali ke tadi pagi, tak sengaja mata ini melirik tanaman dalam pot yang tersebar  di carport. Cuaca ekstrim beberapa minggu terakhir salah satunya berupa panas yang entak-entak saat pagi hingga siang dan bisa saja tiba-tiba hujan deras turun di sore atau malam hari. Saya lupa, mereka juga makhluk Allah yang butuh belas kasih manusia, apalagi saat hujan jarang turun. Mohon maklum, walaupun sampai hari ini saya memproklamirkan diri 'belum jadi pecinta tanaman' Alhamdulillah ada kalanya saya sadar dan tiba- tiba merasa kasihan saat melihat para tanaman yang tampaknya mengalami dehidrasi.

Ember mungil merah muda pun segera saya isi penuh dengan air. Beberapa kali pengisian seraya meminta maaf dalam hati pada pohon cabe yang agak mengkerut-nampaknya sudah sangat kepanasan, akhirnya selesai sudah pekerjaan singkat ini. Selang? Mengambil waktu jauh lebih lama daripada membanjur, mengulur selang, belum lagi saat terlilit, menggulung lagi, tidak untuk tadi pagi.  Belum ada setengah jam berlalu, tiba-tiba langit berubah menjadi agak gelap. Matahari sedang bermain petak umpet dengan awan. Tak lama hujan turun, lumayan, gerimis yang agak deras. Alhamdulillah, udara terasa lebih sejuk, saya merasa Allah sedang memberi saya hadiah karena sudah sedikit menyirami makhluk-Nya yang lain (geer!), jadi rumput yang belum sempat disiram disirami langsung oleh-Nya.

Semoga saya menjadi manusia yang lebih baik keperduliannya pada para tanaman di halaman yang telah menyumbangkan sebagian udara segar di rumah ini. Bukan manusia yang seingatnya saja siram-siram tanaman, apalagi baru terketuk hatinya saat melihat mereka terlihat lesu dan hampir layu.

# day 1 - 31 Maret 2016

Selasa, 19 April 2016

Belajar Jadi Orangtua

     Memang benar, menjadi orang tua itu ternyata (sebetulnya) pekerjaan yang sangat berat. Jujur, membesarkan dua orang anak, 10 tahun 11 bulan dan balita 3 tahun, bagi saya terasa tidak mudah. Tidak perlu bicara anak laki-laki atau perempuan, bagi saya sama saja, sama-sama berat tanggung jawabnya. Masih sering takjub melihat orang-orang yang memutuskan dan memilih untuk memiliki anak 3 orang atau lebih. Atau para orangtua jaman baheula, biasa saja nampaknya punya anak 10, 15 mungkin ada juga yang lebih dari itu.
     Kalau perbandingannya dengan sesama ortu masa kini, ya buat saya itu urusan pilihan setiap pasangan dan urusan komitmen, tidak perlu diperdebatkan. Kalau dengan ortu jaman dahulu,para eyang, leluhur saya mungkin, itu urusan...pilihan juga hehe. Saya masih sering berdalih, jaman dulu jamannya beda. Sekarang jaman cyber, you tube apapun itu. Rasanya seperti tidak ada dinding pembatas diantara kita. 
     Menjadi orangtua itu ternyata memang harus memiliki modal ilmu. Mau sambil jalan, sedapetnya, gimana nanti, biarkan ini mengalir apa adanya, yaa bisa saja sih. Tapi kalau menurut saya pribadi, ada yang memang didalam batas 'kekuasaan' kita sebagai ortu dan ada juga yang benar-benar diluar batas kekuasaan kita sebagai manusia. Masa kanak-kanak para anak terlalu singkat dan bisa-bisa tak terasa. Perasaan baru kemarin jalan-jalan sambil bawa perut besar, digendong-gendong sana sini, kok tahu-tahu sekarang sudah mau daftar SMP lagi ya? 
     Waktu yang pasti akan terasa sangat cepat dan singkat, terlalu sayang dan membahayakan diri kita sendiri dan mereka sebagai anak kalau dibiarkan begitu saja. Seadanya, sambil jalan, biasa saja lah, tidak perlu pakai teori A, B, C, Z, teori parenting, teori embuh raruh ra mudeng lah. Itu kan usaha para ahli yang berusaha, berniat baik (mungkin-awalnya) mencoba membakukan berbagai logika, analisis atau hasil percobaan dilakukan untuk membantu para ortu memperbaiki pola pengasuhan anak-anaknya. Semua kembali pada diri kita masing-masing. Life is about choice kan? 
      Selama ini  saya mencoba belajar dari mana saja, apa saja. Jelas role model pertama saya pasti orang tua saya sendiri. Alhamdulillah, selama kami sama-sama masih ada umur, saya selalu mencoba belajar banyak dari cara mereka menjadi orangtua, bahkan walaupun kami bertiga istilahnya sudah mentas, dewasa dan apalagi sudah mempunyai anak juga. Keluarga besar, kerabat, teman-teman, orang-orang yang dianggap berhasil menerapkan pola asuh anak-anak mereka dengan baik juga menjadi guru-guru saya. Pelajaran itu bisa baik bisa juga tidak. Yang menurut saya baik, insya Allah saya coba ambil dan yang tidak baik, saya mohon pada Allah supaya menjaga kami berdua supaya terlindung dari kesalahan yang sama.
     Kalaupun saya banyak membaca buku parenting, pendidikan anak dan sejenisnya, itu karena saya senang membaca dan berharap ada hikmah, pelajaran baik yang bisa saya pakai dalam melaksanakan tugas saya sebagai orangtua. Belajar bisa darimana saja, tapi saya rasa harus selalu diniatkan untuk mencari ilmu yang benar, yang sejalan dengan tuntunan agama pastinya. Bergabung dengan komunitas orangtua yang sama-sama berniat belajar mendidik anak dengan baik dan benar juga baru saja saya mulai. Saat ini saya sedang mengikuti sebuah komunitas yang bernama 'HEbAT', Home Education base on Akhlaq and Talents.
     Semoga keberadaan saya didalam komunitas 'HEbAT' ini menambah pintu pengetahuan sebagai orangtua dan Allah SWT memudahkan langkah saya untuk mempraktikkan berbagai informasi yang sudah dan akan saya dapatkan, termasuk ilmu mendidik anak ini. Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.
     Insya Allah saya juga akan membagi pengetahuan yang sudah saya dapatkan dalam blog ini, termasuk yang saya peroleh dari komunitas 'HEbAT' ini :)

# day 14

Rabu, 13 April 2016

Trial 2

     Alhamdulillahirabbil'aalamiin

     Minggu lalu sudah mencoba buat blog di tetangganya, dasar gaptek, rasanya kok agak tidak 'saya-friendly', pagi ini mencoba lagi disini, semoga lancar :)
     Terinspirasi juga dari sebuah gerakan '1 hari 1 tulisan' yang mengajak anggotanya membiasakan menulis apa saja dalam jangka waktu 99 hari, kecuali akhir pekan kalau tidak salah. Diharapkan kelak orang-orang yang sudah memulai tantangan ini kelak kemampuan menulisnya akan terasah dengan baik dan siapa tahu ada yang berhasil menjadi penulis mumpuni.
     Selain sebagai variasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari, ya belajar menulis lagi, ya berharap semoga tulisan yang sudah dibuat bisa menjadi self-reminder, syukur-syukur bermanfaat bagi yang membacanya dan ada hikmah yang bisa diambil.
     Dunia keluarga, pendidikan anak-anak, cerita acara televisi yang ditonton, proyek-proyek prakarya atau apa saja lah yang ingin ditulis, ya saya tulis saja. 
Happy reading and writing :)