Kamis, 14 Januari 2021

Air Mata Itupun Tumpah

 

Berawal dari keluhan hidung buntu dan nafas yang agak susah karena alergi dingin saat menjelang tidur, kami berusaha melakukan antisipasi maksimal. Cetirizine yang sudah setahun lebih tidak lagi diminum adik, akhirnya kami rutinkan lagi setelah kejadian pertama. Membalurkan minyak kutus-kutus ke badan dan menyelimuti adik menjadi upaya kami malam itu. Saya pun rasanya hanya tertidur sejenak sambil memeluk tubuhnya. 


Tiba-tiba saya terbangun melihat kondisi adik berubah, ekspresi wajah yang sama seperti minggu lalu. Dengan panik saya membangunkan suami yang sudah tertidur di kasur atas. Saat itulah kekacauan terjadi, kami tidak dapat menemukan tas saya yang berisi obat kejang, rasanya saya sudah sangat berhati-hati menyimpan di tempat yang sama. Namun mengapa tiba-tiba menghilang saat dibutuhkan? Rasanya saya ingin marah dan berteriak saja pada semua orang.  Hampir seluruh area menjadi berantakan. Saya sangat panik dan stres hingga menangis sejadi-jadinya. Ayah saya terus memegangi kepala adik sambil berdzikir. Ada satu gerakan tangan kanan tambahan yang tidak terkontrol. Saya terus saja menangis karena tidak bisa memberikan obat yang seharusnya dimasukkan lewat dubur itu.


Entah berapa menit waktu berlalu, perlahan adik sadar kembali. Ekspresi wajahnya yang bingung dan kesulitan bicara kembali membuat saya menangis tersedu-sedu. Sesuatu yang mengingatkan saya pada kondisi seseorang yang terkena stroke. Saya merasa sangat takut hingga sepertinya tidak bisa berhenti menangis. Akhirnya malam itu kami memutuskan untuk pindah ke kamar belakang yang memang rasanya lebih hangat. Setelah suasana lebih tenang, sayapun terbata-bata meminta agar kami kembali ke Jakarta sesegera mungkin. Rencana awal untuk melanjutkan PJJ anak-anak dan WFH suami di Bandung dibatalkan. Dinginnya Bandung dan rumah yang nyaman tempat saya dibesarkan sepertinya tiba-tiba terasa menakutkan bagi kami berdua khususnya, walaupun sebenarnya belum jelas apa penyebab adik kejang malam itu.


Setelah suasana lebih tenang barulah saya menyadari. Ternyata tas yang sejak tadi kami cari, entah siapa yang membawanya ke kamar, namun ternyata sangat dekat dengan posisi saya saat kejadian tadi dan sudah tertutup dengan selimut sehingga tidak seorang pun yang melihatnya. Akhirnya malam itu suami saya memutuskan agar salah satu dari kami bertiga, saya, dia dan kakak untuk bergantian jaga. Kalau sudah ada yang merasa mengantuk maka harus membangunkan yang lain agar ada yang mengawasi adik malam itu. Kakak mengajukan diri untuk berjaga giliran pertama. Saya lihat dia masuk ke kamar sambil membawa hp, kertas dan bolpen. Sekilas saya menebak, mungkin untuk menahan agar tidak mengantuk dia mencari informasi tentang jurusan kuliah yang selama ini mulai dilakukan. Namun ternyata saya salah. Keesokan harinya barulah kakak memberi tahu saya bahwa malam itu dia mencari informasi seputar rumah sakit tempat pemeriksaan neurologi anak yang banyak dijadikan rujukan, di Singapura. MasyaAllah, sesuatu yang tidak pernah saya sangka sebelumnya. Bahkan saat kejadian kejang pertama minggu lalu ternyata kakak sebagai generasi yang sangat akrab dengan gawai itu, diam-diam membisikkan sesuatu pada saya. "Dari yang aku lihat di youtube, kayanya adek itu kejang deh mah, disebut epilepsi…"

Jumat, 11 Desember 2020

Selangkah Menuju Komunitas 💜

 Memasuki babak terakhir kami pun diperkenalkan dengan bermain bersama teman yang lain. Berkomunitas berarti saling bersinergi bersama anggota yang lain agar dapat memberi manfaat terbaik untuk semua. 

Jujur saja, sampai saat ini saya masih belum menemukan waktu yang tepat untuk mengeksplorasi diri sendiri, akan berperan seperti mainan apa kelak di komunitas🙈. Tapi setidaknya saya sudah punya gambaran hendak bermain di area yang mana.

Area sew and craft, sebuah rumah belajar yang sempat menjadi bagian dari hari-hari saya beberapa waktu yang lalu. Dari sekedar anggota biasa, hingga 'ditembak' diminta membantu kepengurusan rumbel. Walaupun judulnya ditembak, tapi saya menikmati semua proses selama masa itu. Susah, senang, semangat, down dan berbagai hal wajar lainnya. Belum lagi kegiatan offline, belajar bersama di sebuah taman, belajar khusus menjahit bersama mentor yang keren-keren dan masih banyak lagi.

Demi menjadi anggota IP yang lebih baik, proses orientasi tahap awal menjadi mekanisme yang sempat membuat saya dan banyak teman lain terpaksa meninggalkan dulu rumah belajar tempat kami bernaung. Semoga setelah mencoba lagi mengikuti orientasi kali ini kami bisa menjadi bagian dari komunitas yang lebih baik dan lebih bersemangat berbagi.

#babakmain3orientasi #KampungMainKomunitas #komunitasibuprofesional

Senin, 30 November 2020

Bersiap🧡

 Memasuki babak kedua Sambut Semai kami diperkenalkan dengan area bermain yang ada di Kampung Komunitas. Konsep aktivitas yang dianalogikan dengan area bermain sepertinya sengaja dibuat oleh Ibu Profesional agar semua orang yang ada di dalamnya bisa memilih peran sesuai dengan apa yang ia senangi.


Melihat anak-anak yang bebas memilih berbagai permainan bisa menjadi cermin bagi kita yang sudah dewasa saat memilih untuk berkontribusi dalam berkomunitas. Tentu saja tidak sekedar bebas bermain, tapi diminta komitmen untuk berkontribusi tanpa paksaan siapapun. Bahkan memilih bentuk kontribusipun disesuaikan dengan apa yang sesuai dengan hati dan jiwa kita.

Semoga kelak saya dan teman-teman bisa merasakan kebahagiaan berada di Kampung Komunitas dan saling bersinergi satu sama lain🌱🌱🌱

Senin, 09 November 2020

Coba Lagi ❤️

 

Sampai lembar permainan dibagikan di  Saung Sambut Semai Kampung Main Komunitas, saya masih terus mencari STRONG WHY saya memilih 'Ya', saya akan mencoba lagi kesempatan orientasi setelah gagal di kesempatan pertama.


Kata-kata mbak Renie tentang STRONG WHY di WAG Bakal Calon Jakarta, terbayang terus di benak saya. Bukan sekedar keinginan untuk bisa bertemu lagi dengan teman-teman di rumbel, harusnya ada alasan yang lebih kuat dari itu. Dan sajian permainan pertama itulah yang membawakan jawaban yang saya tunggu.


Mengenal diri lebih baik. 'Karena tidak ada kebetulan dalam hidup', maka sepertinya kehadiran saya di Kampung Sambut Semai ini bukanlah kebetulan semata. Jujur saja, saat ini saya memang sedang berada dalam fase kembali ingin mengenal diri lebih baik. Saya sedang mencari-cari kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang bisa mewarnai keseharian saya sebagai ibu rumah tangga sepenuhnya. Bukan berarti selama ini saya tidak bahagia lho🤭, hanya saja sepertinya saya ingin melakukan hal yang lebih baik dari selama ini sudah berjalan.


Beberapa aktivitas yang saya sukai -  masih harus saya rasakan lebih dalam. Mengutip ucapan Bunda Septi dalam Layar Tancap kemarin, apakah sekedar hobi atau memang itulah passion saya? Selain itu, peer saya adalah bagaimana menjadikan passion dan keseharian saya di rumah adalah satu kesatuan, itulah hidup saya. Tidak seharusnya ada yang sampai dikorbankan, apalagi kebahagiaan saya saat menjalani peran ini. Catatan penting yang saya garisbawahi adalah, bagaimana cara mengontrol energi agar saat menjalani passion kita tetap seimbang, tidak kurang dan tidak berlebihan. 


Saya tahu, kecepatan dan kemampuan saya kali ini sepertinya tidak sama dibandingkan beberapa tahun yang lalu saat mengikuti kelas Bunda Sayang😅, namun konsep kelas orientasi kali ini sepertinya memang dibuat santai. Saya pun ingin menikmati babak demi babak permainan yang sudah disusun oleh Ibu Profesional😍 Semoga bisa konsisten.


#aliranrasa1 

#babakmain1orientasi #kampungmainkomunitas #komunitasibuprofesional

Selasa, 15 September 2020

Lanjut

Terakhir berinteraksi sama blog ini ternyata sekitar dua tahun yang lalu.

Isinya pun terkait tugas kelas Bunda Sayang Ibu Profesional. Abis itu kemana ya🤔...

Ya udah, gapapa deh. 

Yang penting masih ada, masih bisa login, dan sekarang masih ada niat buat nulis lagi😁

Sejak kakak lulus SMP dan melanjutkan sekolah di luar kota, sepertinya ada perubahan dalam pengaturan waktu sehari-hari saya. Selain itu adik juga semakin besar, sekarang sudah kelas 2 SD. 

Ditambah kondisi luar biasa saat ini, pandemi covid19, MasyaAllah... Hampir 99% waktu dihabiskan di rumah.

Salah satu efeknya, suka atau enggak, rasa cemas akibat keadaan ini pasti ada. Akhirnya kita sendiri yang harus kreatif mencari cara mengalihkan pikiran yang bikin kita ga nyaman menjadi sesuatu yang lebih baik, bermanfaat bahkan produktif.

Karena saya ini sebenernya agak suka menulis, walaupun baru level nulis curcolan semata😬, saya jadikan momen #dirumahaja sebagai kesempatan untuk mulai menulis lagi sekaligus belajar menulis yang lebih baik.

Saat ini saya baru tergabung sebuah kelas menulis untuk pemula sekaligus kelas tantangan menulis diary 30 hari, nah lo! Baru ngeh setelah daftar kalo kelas ini mulainya bersamaan banget, hari ini. Ya sudah, dijalani aja. Semoga ekskul terbaru saya ini bisa menjadi langkah pertama untuk lebih berani berekspresi lewat tulisan❤️❤️❤️



Jumat, 27 Juli 2018

Aliran Rasa Keluarga Multimedia

Materi level 12 adalah materi penutup yang menurut saya sangat menarik.
Jujur ya, saya sangat menikmati proses mencari-cari aplikasi ataupun situs internet yang saya anggap bisa membantu saya dan keluarga memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas.

Memang ada satu dua yang belum saya pakai langsung terkait kemudahan penggunaan. Namun saya sudah berniat untuk menjadikan gawai dan internet sebagai teman yang baik, bukan yang jelek apalagi menjadi musuh.

Terima kasih IIP, sampai hari ini saya merasa begitu banyak perubahan yang saya rasakan melalui proses pelaksanaan tantangan 10 hari di kelas Bunda Sayang ini. Memang musuh terbesar adalah diri sendiri, tantangan terbesar adalah kekonsistenan atau keistiqomahan. Namun memang melalui berbagai materi dan tugas lah saya seolah-olah mendapat pembimbing, ide-ide pemikiran dan membuka jalan-jalan lain untuk berusaha menjadi manusia, istri dan ibu yang lebih baik dan semoga lebih mulia di hadapan Allah SWT😍😍😍

Sabtu, 21 Juli 2018

Memory Helper

Ini dia aplikasi to do list yang saya cari-cari. Asli kaya selembar kertas ditulisin to do list, gak perlu scroll dulu kaya kalo bikin di notes❤. Tinggal klik icon Memory Helper dan kita bisa lihat daftar pekerjaan terkini. Kalau sudah dikerjakan, swipe kanan, hilang deh. Gak perlu cari-cari icon cek list pula👍


Very simple. Gak ada remindernya juga sih. Bener-bener 'post it di ponsel' komentar di reviewnya. Dibandingkan Ike? Hehehe, level ketelatenan saya untuk memilah jenis prioritas dan memasukkan ke dalam Ike, masih belum terlalu oke. Alhamdulillah kalo 'filter prioritas' sudah jalan otomatis, tapi baru di otak sih 🤓, dan hanya butuh waktu sekian detik dibandingkan kalau saya masih harus menuliskannya lagi.

Mungkin suatu hari kalo sudah lebih mahir, saya tetep ingin mencoba Ike ya - mungkin, insyaAllah😸...





#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia